Diberdayakan oleh Blogger.

Timnas U23 Melaju Ke Semifinal Setelah Kalahkan Myanmar



  Pesepakbola Indonesia meluapkan emosinya saat pertandingan sepakbola babak penyisihan Sea Games 2013 melawan Myanmar di Stadion Youth Training Center Yangon, Senin (17/12).  (Republika/Edwin Dwi Putranto) 

















Pesepakbola Indonesia meluapkan emosinya saat pertandingan sepakbola babak penyisihan Sea Games 2013 melawan Myanmar di Stadion Youth Training Center Yangon, Senin (17/12). (Republika/Edwin Dwi Putranto)
REPUBLIKA.CO.ID, NAYPYITAW -- Pelatih Timnas Indonesia U-23, Rahmad Darmawan tak bisa menyembunyikan kegembiraanya, setelah Garuda Muda memastikan satu tempat di babak semifinal sepak bola SEA Games 2013.

Timnas Indonesia U-23 memastikan lolos ke semifinal setelah mengalahkan Myanmar 1-0 pada pertandingan penyisihan Grup B SEA Games 2013 di Thuwunna Stadium Yangon, Myanmar, Senin (16/12).

Kemenangan itu membuat Timnas Garuda Muda mengemas tujuh poin dari empat pertandingan. Poin Garuda Muda sama dengan Myanmar, namun unggul 'head to head'.

"Alhamdulillah ini berkat Tuhan, dan saya pikir hari ini semua pemain punya permainan yang baik. Saya pikir kami tinggal menunggu siapa lawan kami antara Malaysia atau Vietnam," kata Rahmad Darmawan.

Pelatih yang akrab disapa RD itu mengatakan, kemenangan atas tuan rumah Myanmar akan dijadikan batu loncatan untuk bermain dengan baik pada babak selanjutnya. Bisa dipastikan pertandingan dibabak semifinal akan lebih ketat.

Kareanya, RD menyebut, hal terpenting setelah mengalahkan Myanmar adalah secepatnya mengembalikan kebugaran pemain. Hal ini dilakukan agar performa pemain secepatnya kembali demi menjalani pertandingan semifinal.

"Kami tidak ingin berhenti sampai disini. Saya pikir pemain dalam posisi underdog. Makanya saya tekankan kepada pemain untuk bermain lebih santai dan menikmati pertandigan di laga selanjutnya," papar RD.

Mantan pelatih Arema Indonesia itu menambahkan, selain segera mengembalikan kebugaraan pihaknya akan segera mencari strategi untuk menghadapi lawan ditahap berikutnya. Begitu juga dengan menyiapkan pemain.

Indonesia lolos ke semifinal berkat gol tunggal Alfin Tuasalamony melalui tendangan penalti pada menit 36. Penalti ini terjadi setelah mantan pemain CS Vise ini dilanggar pemain tuan rumah.

Mampu unggul, Indonesia terus mendapatkan tekanan dari tuan rumah. Apalagi Myanmar hanya butuh hasil seri untuk lolos ke semifinal. Namun, upaya yang mereka lakukan tidak membuahkan hasil.

Pada pertandingan penentuan ini juga diwarnai dengan masuknya suporter ke lapangan serta pelemparan benda-benda keras ke lapangan. Hanya saja gangguan itu tidak menyurutkan perjuangan timnas Indonesia.

Sesuai jadwal, Timnas Garuda Muda pada babak semifinal akan menghadapi juara Grup A. Adapun pertandingan semifinal akan digelar di Stadion Zeyar Thiri Naypyitaw, Kamis (19/12).

Profil Zulfiandi, Gelandang Komplet Timnas


Zulfiandi (tengah). (ANTARA/Ismar Patrizki)

Ditulis oleh: Aditya Nugroho


Tidak bisa dipungkiri, salah satu kunci kesuksesan tim nasional sepak bola Indonesia U-19 adalah lini tengah yang kokoh sekaligus cair dan kreatif. Dengan pola 4-3-3 yang diterapkan pelatih Indra Sjafri, tiga gelandang yang diturunkan memiliki tugas yang tentu saja berat karena pada dasarnya mereka harus menjembatani lini depan dan tengah. Bahkan dengan ciri permainan kolektif yang dikembangkan timnas U-19, tugas mencetak gol juga dilimpahkan kepada barisan gelandang.

Gol memang momen yang ditunggu-tunggu dalam sebuah pertandingan, tidak mengherankan jika nama pencetaknya begitu dielu-elukan oleh para pendukung. Dalam hal ini, nama Evan Dimas sebagai gelandang serang yang produktif sangat diidolakan publik Indonesia kini. Evan bahkan dua kali menorehkan hat-trick ke gawang Thailand di Piala AFF U-19 dan Korea Selatan di kualifikasi Piala Asia U-19, hal yang tentu menjadikannya pemain paling banyak mendapat pujian. Meski demikian, kita juga perlu mengapresiasi peran rekan sang kapten di lini tengah, yaitu Zulfiandi.

Zulfiandi bersama Muhammad Hargianto memang ditugasi untuk menjadi duet gelandang jangkar yang fungsinya melapis lini belakang dan memotong serangan lawan. Dengan fungsi itu pula Evan Dimas yang berposisi lebih ke depan sangat terbantu dengan keberadaan dua rekannya ini. Ada keunikan yang menguntungkan dimiliki oleh ketiganya, yaitu kemampuan mengeksekusi bola mati. Dalam laga lawan Filipina, baik Evan maupun Hargianto dan Zulfiandi bergantian ditugasi mengeksekusi tendangan bebas. Ketiganya mampu melakukan dengan baik dan salah satunya membuahkan gol lewat Hargianto. 

Meski memiliki peran yang hampir sama dengan Hargianto, yaitu menjadi gelandang jangkar, namun kedua pemain memiliki karakter berbeda. Hargianto, yang memiliki kemampuan mengirim umpan-umpan panjang akurat dan mengatur tempo permainan cenderung bermain lebih ke dalam. Ia kerap membuka ruang yang memungkinkan empat pemain belakang untuk memberinya umpan pendek, untuk selanjutnya ia olah bersama tiga rekannya di lini tengah. Sementra Zulfiandi memiliki kelebihan berupa kecepatan, stamina dan kemampuan melakukan dribel-dribel jarak pendek yang berguna untuk membongkar pertahanan lawan. Tendangan jarak jauhnya juga keras dan akurat.

Zul, begitu gelandang berusia 18 tahun asal klub PSSB Bireun ini biasa disapa, memang memiliki postur yang atletis. Ia juga kerap terlihat di mana-mana karena staminanya yang prima. Meski kerap membantu serangan hingga ke garis pertahanan lawan, Zul tetap disiplin menjadi orang pertama yang menjadi penghalau serangan lawan dari tengah. Jika terus bermain konsisten, ia dapat tumbuh menjadi seorang gelandang yang komplet.

“Tugas saya memang sangat berat. Sebagai pemain jangkar, saya harus menjadi pemain pertama yang menghalau serangan lawan dari lini tengah. Semua itu saya lakukan demi negara.” Ujar Zul menggambarkan perannya di lapangan dalam sebuah wawancara.

Tim nasional Indonesia U-19 memang mengusung pemain-pemain yang berbeda dalam perjalanan mereka sejak Piala AFF U-19 hingga terakhir menghadapi Korea Selatan beberapa waktu lalu. Komposisi lini tengahpun demikian. Pelatih Indra Sjafri tidak langsung menemukan trio terbaik pada diri Evan Dimas, Zulfiandi dan Hargianto. Pada laga pembuka Piala AFF U-19 misalnya, Zulfiandi tidak dipasang sebagai starter. Namun kemudian, performa timnas berangsur impresif dengan hadirnya Zulfiandi melengkapi trio gelandang. Hal inilah yang kemudian seperti mematenkan tempat mereka.

Zulfiandi mengawali karir dengan berbagai kesulitan seperti ketidakmampuan membeli sepatu karena masalah ekonomi. Saat itu, tanpa sepengetahuan orang tuanya Zul memilih untuk menabung sedikit demi sedikit. Setelah terkumpul sejumlah uang, barulah ayahnya menambahkan setelah mengetahui bahwa anaknya itu sangat membutuhkan sepatu baru. Hingga saat ini, Zul masih menyimpan sepatu tersebut sebagai kenang-kenangan.

Pemain yang mengidolakan gelandang Barcelona, Sergio Busquets itu juga tidak mengawali karirnya sebagai gelandang, melainkan penyerang. Tidak mengherankan jika ia memiliki tendangan keras dan akurat. Pelatihnya di SSB Brata Reuleut Bireun, Rukma Amin kemudian menggeser posisinya ke gelandang. Ia melihat visi permainan yang bagus pada pemain kelahiran 17 Juli 1995 ini akan lebih berguna jika ditempatkan sebagai gelandang. Zulfiandi juga mengakui bahwa keputusan Rukma Amin ini adalah sebuah fase penting dalam pembentukan karakter permainannya. Ia tidak ragu menjadikan pelatih ini sebagai sosok yang berjasa dalam perjalanan karirnya yang baru seumur jagung ini.

Ya, bagaimanapun perjalanan karir Zulfiandi dan seluruh penggawa tim nasional U-19 ini masih panjang. Jalan menuju kesuksesan memang terbuka lebar, namun jangan lupakan bahwa jalan menuju kemandekan dan kegagalan juga terbuka sama lebarnya. Ekspektasi dan pujian-pujian yang berlebihan, berbagai undangan jamuan makan yang datang dari pejabat, juga penyambutan meriah yang diberikan kepada para pemain yang pulang ke kampung halamannya harus tetap disikapi dengan bijak oleh para pemain.   

Evan Dimas: Definisi Pemain Terbaik Indonesia


Evan Dimas berdoa usai tiga kali menjebol gawang Korea Selatan di Stadion GBK. (ANTARA/Ismar Patrizki)


Ditulis oleh: Sirajudin Hasbi


“Pemain terbaik Indonesia itu yang memiliki kecepatan, bisa menggiring bola melewati dua tiga pemain, entah umpannya nanti bagus atau tidak itu urusan belakangan,” begitu ujar saya kepada seorang rekan ketika membicarakan persepakbolaan Indonesia.

Ungkapan saya itu bukan tanpa dasar, tetapi memang begitulah kenyataannya. Pemain terbaik yang biasanya diapresiasi oleh penonton sepak bola Indonesia memang umumnya memiliki kecepatan dan lihai menggiring bola. Untuk urusan memberikan umpan, pemain kita tak banyak yang bagus. Sebut saja pemain seperti Andik Vermansyah dan Okto Maniani, kekuatan keduanya jelas terletak di kecepatan dan menonjol karena suka berlama-lama dengan bola.

Pemahaman umum seperti itu tidak sepenuhnya salah. Tetapi, dalam sepak bola modern, bola-bola pendek dari kaki ke kaki jelas lebih efektif. Tentunya untuk melakukan itu dibutuhkan kemampuan mengumpan yang bagus. Hanya mengandalkan kecepatan lari tidak akan membuat tim manapun melaju ke Piala Dunia. Spanyol tidak memiliki banyak pemain yang cepat dan berpostur besar, tetapi umpan yang akurat terbukti mampu mendikte permainan lawan.

Inilah yang bisa kita lihat di timnas U-19. Timnas U-19 bisa berprestasi lantaran mulai memikirkan dengan benar bagaimana mengumpan dengan benar. Memang masih mengandalkan serangan dari sayap kanan dan kiri yang mengandalkan kecepatan pemain, karena ini memang kekuatan sepak bola kita, tetapi Indra Sjafri benar-benar serius membenahi teknik mengumpan pemain kita. Bola panjang hanya dipergunakan sesekali, lebih banyak mengalirkan bola dengan umpan pendek. Umpan silang pun lebih banyak dengan model umpan diagonal mendatar yang terbukti lebih efektif. 

Pengumpan Sekaligus Penyelesai Serangan

Indra Sjafri beruntung memiliki jenderal lapangan tengah seperti Evan Dimas. Pemuda asal Surabaya kelahiran 13 Maret 1995 ini merupakan pemain langka yang ada di Indonesia. Dia bisa memberi umpan pendek dan panjang dengan sama baiknya. Mampu menciptakan ruang untuk dirinya sendiri dan juga bagi rekan-rekannya untuk memperoleh peluang.

Jika dibandingkan dengan pengatur serangan di timnas senior seperti Firman Utina maupun Egi Melgiansyah, bisa dibilang kemampuan Evan Dimas lebih baik. Tanpa mengurangi rasa hormat pada dua pemain yang lebih senior, Evan Dimas memiliki keunggulan dalam akurasi memberi umpan dan dia mengerti benar kapan harus memberi umpan pendek maupun umpan panjang langsung ke depan.

Dia memiliki akurasi umpan yang sangat tinggi dan di atas rata-rata pemain Indonesia. Saat menghadapi Brunei Darussalam, dari catatan @labbola, Evan Dimas bisa menghasilkan akurasi umpan mencapai 91 persen, 87 umpan tepat sasaran dari 95 kali percobaan. Dia juga mencetak dua assist. Di pertandingan lain rata-rata Evan Dimas mencetak akurasi umpan di atas 80%, angka yang tinggi untuk ukuran pemain Indonesia.

Saat menghadapi Korea Selatan dia mampu mencetak tiga gol, Evan Dimas tercatat pula sebagai pemain yang paling banyak melepaskan umpan. Dari data @labbola, Evan Dimas melepaskan 59 umpan dengan akurasi 83 persen.

Evan Dimas disebut lihai mengatur serangan tidak hanya karena akurasi umpannya, tetapi seperti yang sudah dibilang dia punya visi permainan yang membuatnya tahu kapan harus membagi bola pendek atau panjang. Saat menghadapi Korea Selatan, hal itu sangat terlihat bagaimana dia bisa membagi dengan adil ke sisi kiri ataupun sisi kanan.

Di babak pertama, bola lebih banyak diarahkan ke Ilham Udin yang berada di sisi kiri. Gol pertama yang dicetak oleh Evan Dimas pun berasal dari sisi kiri. Sementara ketika mengetahui sisi kiri Korea Selatan mengendur, dia lebih sering mengirim umpan ke Maldini Pali yang berada di sisi kanan. Dua gol Evan Dimas merupakan kreasi dari Maldini Pali di sisi kanan yang sebelumnya juga menerima umpan dari dirinya.

Menariknya lagi, Evan Dimas ini bisa mengatur serangan sekaligus sebagai penyelesai akhir serangan. Di laga menghadapi Korea Selatan dia mencetak semua gol yang membuat Indonesia menang 3-2. Dia pula yang menjadi pemain dengan tendangan ke arah gawang terbanyak. Evan melakukan 4 kali percobaan tendangan ke arah gawang dengan akurasi 75 persen atau tiga di antaranya tepat sasaran dan ketiganya menjadi gol (data Labbola).

Hal itu juga didukung kemampuan kaki kanan dan kirinya yang sama baiknya. Tidak ada masalah baginya untuk menyelesaikan peluang dengan kaki kanan ataupun kaki kiri. Dia bisa melakukan itu juga lantaran dia mampu menciptakan ruang untuk dirinya sendiri. Memulai pertandingan dengan formasi 4-3-3, di babak kedua Evan Dimas lebih terlibat sebagai pemain bebas dalam formasi 4-2-1-3.

Nampaknya pendidikan The Chance di Barcelona tahun lalu membuatnya memiliki visi bermain yang sangat bagus. Nomor punggung 6 yang dipilihnya nampaknya dikarenakan dia begitu mengidolai Xavi Hernandez, gelandang Barcelona, yang gaya bermainnya mirip dengannya. Handal sebagai pengatur serangan sekaligus bisa menyelesaikan peluang.

Masih Perlu Mengasah Tendangan Pojok

Evan Dimas juga memiliki kemampuan bagus dalam mengeksekusi tendangan bebas. Bersama dengan Hargianto dan Zulfiandi, Evan Dimas biasa ditunjuk sebagai eksekutor tendangan bebas. Evan juga biasa ditunjuk melakukan tendangan penalti, seperti kala menghadapi Thailand di Piala AFF U-19 lalu. Walaupun dia pernah gagal pula saat adu tendangan penalti di final Piala AFF U-19 menghadapi Vietnam.

Jika dilihat dari kemampuannya, level Evan Dimas memang sudah bukan nasional tetapi internasional, setidaknya di Asia Tenggara. Satu hal yang membuatnya masih punya citarasa Indonesia adalah sepak pojoknya yang masih sangat Indonesia. Ketika melakukan tendangan pojok, bola sepakan Evan masih melambung tinggi seperti kebanyakan pemain Indonesia lain, sehingga sulit dimanfaatkan oleh rekannya. Jadi, pekerjaan rumah untuk Evan sekarang selain menjaga kebugaran fisiknya selama masa libur, dia juga harus melatih tendangan pojoknya mengingat selama ini dia yang paling sering ditugasi untuk melakukannya.

Selama masa libur ini, Evan Dimas banyak memperoleh undangan ke sekolah-sekolah, seperti sekolahnya dulu, SD N Made I, MTsN 2 Surabaya, serta SMA Safta. Namun, sebagai pesepakbola dia sadar untuk tetap menjaga fisiknya. Oleh karenanya, Evan berlatih bersama klub lamanya, Mitra Surabaya.

Semoga Evan Dimas tetap terus rendah hati dan merasa bahwa dirinya masih perlu memperbaiki diri. Ada banyak rintangan ke depannya. Apa yang dia capai sekarang ini masih jauh dari yang mungkin dia impikan untuk bangsa ini.

Terima kasih Evan Dimas untuk gelar Piala AFF U-19 dan lolosnya timnas ke Piala Asia U-19.

Namun, ungkapan terima kasih terbesar dari penulis untuk Evan Dimas adalah karena dia telah membuat standar baru sebagai “pemain terbaik Indonesia”. Setelah kehadiran Evan Dimas, semoga pemain terbaik Indonesia bukan hanya yang memiliki kecepatan dan lihai menggiring bola, tetapi yang terpenting bisa memberi umpan dengan benar karena pada dasarnya bola yang diumpan antar pemain tetap lebih cepat bergulir dibanding bola yang digiring oleh pemain.

Erick Thohir Siap Jadi 'Pelayan' Inter Milan dan Suporternya



Massimo Moratti (kiri), Erick Thohir and Angelo Mario Moratti
Massimo Moratti (kiri), Erick Thohir and Angelo Mario Moratti

REPUBLIKA.CO.ID, MILAN -- Pengusaha Indonesia, Erick Thohir akhirnya resmi menguasai klub besar Italia, Inter Milan. Erick bersama dengan Rosan Roeslani dan Handy Soetedjo, di bawah bendera perusahaan International Sports Capital (ISC) menandatangani perjanjian mengikat dengan Massimo Moratti.
Secara resmi, Erick memegang kendali 70 persen saham Inter Milan. Sebagai pemilik saham mayoritas, bos Mahaka Group ini mengaku tidak sabar ingin segera 'memoles' Nerazzurri.
"Saya adalah seorang pengusaha, tapi saya juga seorang suporter dan pecinta olah raga. Saya tak sabar untuk berbagi semangat pengalaman internasional yang saya miliki untuk melayani klub (Inter Milan) fantastis ini dan suporternya," kata Erick dalam rilis resmi Internazionale Milano, Selasa (15/10).
Erick mengaku merasa sangat istimewa telah menerima tongkat estafet berikutnya dari Moratti. Ia pun berharap Moratti tetap menjadi partner dalam meraih setiap kemenangan berikutnya.
Apalagi selama ini keluarga Moratti telah memberikan yang terbaik bagi Inter Milan. Sehingga membuat Inter Milan menjadi salah satu klub paling dihormati di seluruh dunia. Tentunya, dari kehebatan Inter di lapangan serta keterlibatan keluarga Moratti di dalam masyarakat.

Gagal Kalahkan Indonesia, Cina Salahkan Udara


 Pemain Timnas Indonesia Boaz Salosa (kiri) membayangi pemain Cina saat laga kualifikasi Piala Asia 2015 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Selasa (15/10).  (Republika/ Wihdan)
Pemain Timnas Indonesia Boaz Salosa (kiri) membayangi pemain Cina saat laga kualifikasi Piala Asia 2015 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Selasa (15/10). (Republika/ Wihdan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Caretaker Pelatih Timnas Cina, Fu Bo, kecewa dengan hasil imbang 1-1 saat anak asuhnya bertemu tuan rumah Indonesia di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Selasa (15/10), dalam lanjutan laga Grup C kualifikasi Piala Asia 2015.
“Skor tidak memuaskan karena kami ke sini untuk mendapatkan tiga poin. Kami sedikit kurang beruntung,'' kata Fu Bo seperti dikutip situs resmi PSSI.
Jika saja dari awal mencetak gol, kata Fu Bo, Cina pasti mampu mengunci permainan dan mencetak lebih banyak gol. Dia menyesalkan banyak peluang yang tak bisa dikonversi menjadi gol.
Cina unggul lebih dulu berkat gol yang dicetak oleh Wu Xi pada menit ke-36. Namun, keunggulan tak bertahan lama setelah Boaz Solossa berhasil memaksimalkan umpan Ahmad Bustomi menjadi gol pada menit ke-67.

Meski menyesalkan hasilnya, Fu Bo enggan menyalahkan pemainnya. Ia menilai cuaca panas memengaruhi permainan anak asuh. “Udara sangat panas, seharusnya kami bisa mengontrol,” terang Fu Bo.

Imbang 1-1 Lawan Cina, Tibo Bilang 'Ini Kemenangan Yang Tertunda'



Titus Bonai

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Timnas Senior Indonesia meraih hasil imbang 1-1 dari menjamu Cina di laga Grup C kualifikasi Piala Asia 2015 di Stadion Utama Gelora Bung Karno Jakarta, Selasa (15/10) malam.
Cina unggul lebih dulu berkat gol yang dicetak oleh Wu Xi pada menit ke-36. Namun, keunggulan Cina tak bertahan lama setelah Boaz Solossa berhasil memaksimalkan umpan Ahmad Bustomi menjadi gol pada menit ke-67.
Salah satu pemain Timnas Indonesia, Titus Bonai, mengaku puas dengan hasil pertandingan melawan Cina meski dia tidak mampu menciptakan gol.
"Kami tetap puas dengan hasil ini. Ini adalah kemenangan yang tertunda," kata Tibo, sapaan akrab Titus Bonai, seperti dikutip situs resmi PSSI.
Pemain klub Semen Padang itu baru dimasukan pada menit 44 menggantikan Slamet Nurcahyo. Masuknya pemain asal Papua itu membuat pola serangan timnas lebih variatif karena ada tiga pemain depan yang mempunyai kecepatan.

Hasilnya, pemain Semen Padang ini ikut andil dalam terciptanya gol Boaz Solossa pada menit 35. Gol ini membawa Indonesia meraih poin pertama pada kualifikas Piala Asia 2015 Grup C.

Berkat Tukang Ojek, Sahrul Kurniawan Masuk Timnas U-19



Timnas Indonesia U-19

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kisah bergabungnya Muhammad Sahrul Kurniawan ke Timnas U-19 ternyata cukup unik. Bakat bek asal Ngawi, Jawa Timur itu terpantau oleh pelatih Indra Sjafri berkat jasa seorang tukang ojek.

Indra memang gemar melakukan talent scouting ke daerah-daerah untuk menemukan para pemain terbaik. Salah satu metodenya adalah dengan mengajak timnas U-19 tur keliling daerah untuk menjalani uji coba melawan tim lokal.
Selain untuk mematangkan permainan tim, metode ini penting dilakukan agar bisa membandingkan pemain yang akan direkrut dengan pemain yang sudah ada di tim.

Kabupaten Ngawi menjadi salah satu dari daerah yang sempat dikunjungi Indra beserta anak-anak asuhnya pada 2012. Di saat itulah Indra menemukan bakat Sahrul yang merupakan anak dari seorang buruh tani.

"Saat itu, ada tukang ojek yang memberi tahu saya bahwa ada pemain bagus, yaitu Sahrul,"  kata Indra mengisahkan pengalamannya.

Indra kemudian meminta kepada tukang ojek tersebut untuk mengajak Sahrul  datang pada laga uji coba melawan Persiwangi Ngawi.
"Kami kasih ongkos ojek Rp 10 ribu. Kemudian saya meminta pelatih Persiwangi Ngawi untuk memainkan Sahrul. Dan memang Sahrul saat itu mampu bermain bagus," kata Indra.

Setelah itu, Sahrul mendapat kesempatan ikut seleksi lanjutan timnas melawan tim-tim lokal lain. Sahrul pun akhirnya terpilih dan mengenakan kostum Timnas untuk pertama kalinya pada turnamen Federasi Sepak Bola Hongkong 2013 dimana Indonesia keluar sebagai juara.

Sahrul pun terus menjelma sebagai bek andalan timnas Indonesia. Duetnya dengan Hansamu Yama Pranata di barisan pertahanan timnas, berhasil membawa Indonesia menjuarai Piala AFF 2013 dan lolos kualifikasi Piala Asia 2014.

Timnas U19 Kalahkan Korsel


Pesepakbola Indonesia Ilham Udin (kanan) berhadapan dengan pemain Korea Selatan dalam laga kualifikasi group G AFC U-19 di Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Sabtu (12/10).   (Republika/Yasin Habibi)
Pesepakbola Indonesia Ilham Udin (kanan) berhadapan dengan pemain Korea Selatan dalam laga kualifikasi group G AFC U-19 di Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Sabtu (12/10). (Republika/Yasin Habibi)


REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelatih Korea Selatan Kim Sang Ho mengakui keunggulan yang dimiliki pemain Indonesia. Selain skill individu yang baik, pemain Indonesia sebutnya juga memiliki kecepatan yang bagus.

Selain faktor pemain, Kim Sang Ho juga menyebut faktor penyebab kekalahan lainnya. Adalah guyuran hujan hingga menyebabkan dihentikannya sementara pertandingan.

"Pemain menurun karena pertandingan sempat dihentikan. Kami akan bersiap untuk tahun depan," jelas Kim usai pertandingan, Sabtu (12/10) di Stadion Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta.
Pertandingan antara Korea Selatan melawan Indonesia sempat dihentikan pada menit 41 karena lapangan tergenang air. Hujan deras memaksa pertandingan dihentikan sekitar 30 menit. Namun, setelah mengering pertandingan kembali dilanjutkan.

Meski kalah, Korea Selatan masih berhak maju ke putaran final Piala Asia yang akan digelar tahun depan di Myanmar.

Indra Sjafri: Mulai Saat Ini Raksasa Asia Adalah Indonesia


Indra Sjafri
Indra Sjafri

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim nasional U-19 kembali meraih hasil positif. Evan Dimas dan kawan-kawan berhasil menumbangkan 12 kali juara Piala Asia, Korea Selatan.

Indonesia berhasil menang 3-2 dalam pertandingan yang digelar di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (12/10). Atas kemenangan ini, Indonesia berhak maju ke Piala Asia yang akan digelar tahun depan di Myanmar.

Kemenangan Indonesia atas raksasa Asia itu disambut suka cita. Termasuk oleh pelatih tim nasional U-19, Indra Sjafri.
Pelatih yang sukses membawa Indonesia menjuarai Piala AFF 2013 lalu itu menegaskan bangsa Indonesia tidak boleh lagi merasa inferior dengan tim-tim lain.

"Mulai saat ini, bangsa Indonesia harus berpikir bahwa raksasa Asia adalah Indonesia," kata Indra Sjafri usai pertandingan.

Indonesia berhasil menang 3-2. Gol Indonesia semuanya dilesakkan oleh Evan Dimas.





Debut Manis Yabes, Pemain Hasil Blusukan Indra Sjafri


TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Vini, vidi, vici. Masuk, main, dan cetak gol. Itulah debut manis seorang Yabes Roni Malaifani bersama Timnas Indonesia U-19 di ajang Kualifikasi Piala Asia Grup G.
Masuk sebagai pemain pengganti di babak kedua, Yabes yang bermain sebagai sayap kanan langsung mencetak gol ke gawang Filipina di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Kamis (10/10) malam WIB.
Gol Yabes tercipta pada menit ke-82. Gol pemain asal Alor itu tercipta setelah menuntaskan kerjasama apiknya dengan gelandang Paulo Sitanggang.
Berawal dari pergerakannya di hampir separuh lapangan, Yabes kemudian menyodorkan bola kepada Paulo.
Yabes kemudian berlari bebas mendekati kotak penalti dan leluasa menyambut umpan terobosan Paulo. Lepas sendirian, Yabes berhasil menjebol gawang Filipina melalui tendangan kaki kanan dari sudut sempit, membuat Indonesia unggul 2-0.
Yabes merupakan wajah baru di skuat Timnas U-19. Ia tidak termasuk pemain yang ikut menjuarai Piala AFF U-19 di Sidoarjo, tiga pekan lalu. Meski baru bergabung, Pelatih Indra Sjafri sudah meyakini Yabes akan menjadi bintang Garuda Jaya.
"Yabes calon pemain besar di masa depan dan akan jadi kartu truf kami di event AFC," kata Indra saat konferensi pers untuk semua tim peserta di Hotel Sultan, Jakarta, Senin lalu.
Yabes merupakan pemain yang didapat Indra lewat blusukan. Indra memang menerapkan metode blusukan ke daerah-daerah terpencil untuk mencari mutiara-mutiara terpendam di segala penjuru Tanah Air.
"Yabes, dia anak Nusa Tenggara Timur lahir di Alor, saya langsung menemuinya di Alor," tutur Indra.

Profil Evan Dimas Kapten Timnas U19


Evan Dimas, Sang Kapten Garuda Muda. Satu nama pemain muda berbakat Indonesia mencuat dalam ajang Piala AFF U-19. Evan Dimas yang juga kapten Timnas U-19 itu berhasil mencetak hat-rick ke gawang Thailand sekaligus menjadi top skor dalam ajang Piala AFF U-19 2013 di Sidoarjo Jawa Timur. Berikut video profil dan kiprah Evan Dimas Darmono yang diwawancara khusus tvOne.

Perayaan Kemenangan Piala AFF




Tim Indonesia akhirnya menjuarai Piala AFF U-19. Pada babak final tim Garuda muda mengalahkan tim kuat Vietnam dengan drama adu penalti. Melalui penendang ke-8 akhirnya Indonesia menang dengan skor akhir 7-6. Adu penalty terjadi setelah babak perpanjangan waktu 2 kali 15 menit hanya berakhir imbang tanpa gol.




Jebret Indonesia vs Vietnam Adu pinalti







ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
Sidoarjo - Timnas Indonesia berhasil menjadi juara Piala AFF U-19 setelah melewati 120 menit dan babak tos-tosan untuk bisa menundukkan Vietnam di partai final, Minggu (22/9/2013) malam WIB.

Pada laga yang dihelat di Gelora Delta Sidoarjo, Indonesia dan Vietnam sama sekali tak bisa mencetak gol di waktu normal meski punya banyak peluang. Di babak perpanjangan waktu 2x15 menit juga tak jua menghadirkan gol.

Alhasil laga harus dilanjutkan ke drama adu penalti dan dari sembilan penendang Indonesia yang turun, cuma Evan Dimas dan Zulfiandi yang gagal menuntaskan tugasnya. Sementara tiga penendang Vietnam gagal.

Bagi Indonesia ini adalah gelar pertama mereka di turnamen ini di penampilan pertama di partai puncak. Gelar terbanyak masih dimiliki Thailand dan Australia dengan masing-masing tiga gelar.

Jalannya Pertandingan

Meski bertindak sebagai tuan rumah dan didukung penuh publik Sidoarjo, namun permainan Indonesia boleh dibilang tak menawan yang kerap diwarnai salah umpan dan longgarnya sisi defense tim asuhan Indra Sjafri itu.

Sementara Vietnam lebih terorganisir permainannya dan beberapa kali para pemainnya mampu merepotkan lewat peluang-peluang yang didapat.

Maldini in Action Highlights Indonesia 5 vs 0 Brunei

Indra Sjafri: Tak Sangka Filipina Main Senegatif Itu



      Pesepakbola Indonesia Ilham Udin berusaha melewati barisan pemain belakang Filipina dalam laga kualifikasi Piala AFC U-19 di Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Kamis (10/10). (Republika/Yasin Habibi)
Pesepakbola Indonesia Ilham Udin berusaha melewati barisan pemain belakang Filipina dalam laga kualifikasi Piala AFC U-19 di Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Kamis (10/10). (Republika/Yasin Habibi)


REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Pelatih Timnas Indonesia Indra Sjafri mengaku tidak menyangka jika lawan anak asuhnya pada kualifikasi Piala Asia U-19 Grup G di Stadion Utama Gelora Bung Karno Jakarta, Kamis (10/10) malam, yaitu Filipina bermain dengan negatif atau bertahan.

"Tidak menyangka Filipina bermain senegatif itu. Tapi, kita harus bersyukur akhirnya mampu memenangkan pertandingan dengan skor 2-0," kata Indra Sjafri usai pertandingan.

Pada pertandingan yang disaksikan sekitar lima ribu penonton, Filipina bermain dengan disiplin, terutama di lini pertahanan. Jika mendapatkan serangan dari pemain-pemain Indonesia, semua pemain turun untuk membantu lini belakang.

Kondisi ini sempat membuat pelatih Indra Sjafri memutar otak untuk mengatur strategi menjebol pertahanan lawan. Pemain yang memiliki kecepatan seperi Ilham Udin Armaiyn, Muchlis Hadi, Evan Dimas maupun Muhammad Hargianto terus diinstruksikan untuk menekan.

Kebutuhan Indonesia akhirnya terpecahkan lewat tendangan bebas Muhammad Hargianto pada menit ke-26.

Gol yang diciptakan pemain dengan nomor punggung delapan ini membuat semangat pemain muda Indonesia lebih bersemangat, kendati gol kedua baru tercipta pada menit ke-83 lewat Yabes Roni.

"Kemenangan ini akan kami jadikan modal untuk menjalani pertandingan terakhir melawan Korea Selatan. Kita harus lebih baik," kata mantan pelatih klub PSP Padang itu.

Meski anak asuhnya telah dua kali meraih kemenangan, Indra Sjafri tetap meminta kepada semua pemain untuk fokus. Apalagi, pada pertandingan terakhir yang akan menghadapi tim kuat Korea Selatan.

"Terus terang Yabes menjadi kunci kemenangan pada pertandingan tadi," kata pelatih yang membawa Timnas U-19 menjuarai Piala AFF 2013 di Sidoarjo beberapa waktu lalu.

Evan Dimas: Butuh Kerja Keras Kalahkan Filipina


 
 Pesepakbola Indonesia Evan Dimas berusaha melewati pesepakbola Filipina dalam laga kualifikasi group G AFC U-19 di Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Kamis (10/10).  (Republika/Yasin Habibi)
Pesepakbola Indonesia Evan Dimas berusaha melewati pesepakbola Filipina dalam laga kualifikasi group G AFC U-19 di Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Kamis (10/10). (Republika/Yasin Habibi)


REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kapten Timnas Indonesia U-19, Evan Dimas Darmono mengaku ia dan kawan kawannya butuh kerja keras untuk mengalahkan Filipina pada pertandingan kualifikasi Piala AFC U-19 Grup G di Stadion Utama Gelora Bung Karno Jakarta, Kamis (10/10) malam.

Dalam pertandingan yang sempat berlangsung alot itu Tim Garuda Muda berhasil mengandaskan Filipina dengan skor 2-0. Gol-gol tersebut diciptakan Muhammad Hargianto pada menit 26 dan Yabes Roni Malaifani pada menit 83.

"Saya bersyukur dengan kemenangan ini dan membutuhkan kerja keras untuk meraihnya. Semoga pada pertandingan berikutnya kita bisa meraih kemenangan," kata dia, Kamis (10/10).

Pertandingan berikutnya yang dimaksud Evan adalah laga Indonesia melawan Korea Selatan di Stadion GBK pada Sabtu (12/12) besok. Laga ini bisa dikatakan sebagai partai final. Siapa yang memenangkan pertandingan tersebut akan lolos otomatif ke putaran final Piala AFC U-19 di Myanmar 2014.

Indonesia dan Korsel kini sama-sama mengoleksi enam poin dari hasil dua kemenangan. Namun, Korsel berada dalam posisi yang lebih beruntung karena unggul produktivitas gol.

Korsel memiliki surplus delapan gol, sementara Indonesia surplus enam gol. Sesuai regulasi AFC, tim yang berhak lolos langsung ke putaran final adalah tim yang menempati puncak klasemen masing-masing grup.

Jika pada klasemen akhir grup ada dua tim yang memiliki poin sama, maka penilaian akan ditentukan melalui selisih gol. Dan apabila selisih gol juga sama, maka selanjutnya akan dipilih tim mana yang paling banyak memasukkan gol.

Dengan ketentuan itu, Korsel hanya butuh hasil imbang sementara Indonesia wajib menang jika ingin langsung melenggang ke putaran final.

Nilai Penampilan Timnas Indonesia U-19 Usai Bantai Laos


Siapakan pemain yang mendapatkan nilai tertinggi dan terendah?

Pemain Indonesia meluapkan kegembiraan usai mencetak gol ke gawang Laos dalam kualifikasi AFC Cup U-19 di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Selasa (08/10/2013). (VIVAbola/Anhar Rizki Affandi)
VIVAbola - Tim nasional Indonesia U-19 meraih kemenangan besar saat melumat 9 pemain Laos dengan skor 4-0, hari Selasa 8 Oktober 2013. Muchlis Hadi Ning Syaifulloh jadi bintang pada laga tersebut.

Selain Muchlis, para pemain-pemain "Garuda Jaya" juga tampil cukup memuaskan pada laga di Stadion Utama Gelora Bung Karno semalam. Berikut rapor penampilan Timnas Indonesia U-19, versi VIVAbola:

Kiper:
Ravi Murdianto : 7,5

Laos gencar menyerang gawang Indonesia pada awal babak pertama. Beberapa penyelamatan dilakukan Ravi di bawah mistar gawang Indonesia. Satu lagi antisipasi berani dilakukan olehnya pada paruh kedua. Gawangnya pun aman dari gol lawan.

Belakang:
Putu Gede Juni Antara : 6,5

Bermain sebagai sayap kanan, Putu Gede tidak banyak membantu serangan dan hanya fokus bertahan. Pada babak kedua, ia digeser ke bek tengah dan bermain cukup baik.

M Fatchurohman : 7,5
Bek kiri yang selalu bantu penyerangan. Umpan-umpannya dari lini tengah ke arah para penyerang pun kerap berbuah peluang. Fatchurohman juga sempat membuat penyelamatan penting di mulut gawang Indonesia yang sudah kosong.

Hansamu Yama Pranata : 7
Tubuh jangkungnya menjadi kelebihan di lini belakang dan depan. Selain menyulitkan penyerang-penyerang lawan, Hansamu juga rajin membantu saat terjadinya set-piece. Salah satu tandukannya sempat jadi ancaman,

Muhammad Sahrul Kurniawan : 7

Sebenarnya, Kurniawan bermain cukup baik. Namun, perubahan strategi pada babak kedua memaksa Indra Sjafri menarik dirinya dan digantikan oleh Fahri Akbar.

Tengah:
Zulfiandi : 7

Menjadi batu kokoh yang sering mematahkan serangan-serangan cepat Laos. Zulfiandi mampu bermain taktis dan tanpa kompromi sepanjang 90 menit.

Muhammad Hargianto : 5
Salah satu pemain yang tidak berkembang pada laga semalam. Umpan-umpannya sering salah arah sehingga menguntungkan lawan. Ia pun digantikan Paolo Sitanggang tiga menit jelang turun minum.

Evan Dimas Darmono : 8

Sekali lagi menunjukan dirinya sebagai sosok penting di lini tengah Indonesia. Umpan-umpannya begitu matang, sehingga berbuah gol pembuka Indonesia. Sang kapten pun melengkapi harinya dengan mencetak gol ketiga ke gawang Laos lewat sepakan ke tiang jauh.
Depan:
Timnas Indonesia Vs Laos di AFC Cup U-19
Muchlis Hadi Ning Syaifulloh : 9
Pemain paling bersinar pada laga melawan Laos semalam. Dua gol yang Muchlis ciptakan sangat berkelas. Satu lewat tandukan mematikan dan satu lagi lewat bola lob melewati kiper. Ia layak jadi man of the match.

Maldini Pali : 7
Setelah kurang mengesankan pada babak pertama, Maldini tampil menjadi motor serangan Indonesia di paruh kedua. Kecepatannya berhasil meneror sektor kiri pertahanan Laos.

Ihlam Udin Armaiyn : 6,5
Performa Ilham jauh dibawah kata memuaskan pada laga tersebut. Penyerang lincah ini kerap terlalu lama memegang bola sehingga bisa diantisipasi lawan, padahal ada peluang mencetak gol. Tiga peluang emas juga disia-siakan oleh Ilham saat laga semalam.

Pemain Pengganti:
Paolo Sitanggang : 7,5

Mampu menjalani tugasnya menggantikan Hargianto dengan baik. Ia mampu jadi alternatif saat Evan Dimas dijaga ketat. Pemain berkuncir ini juga mencetak gol terakhir Indonesia ke gawang Laos dengan kaki kirinya.

Fahri Akbar : 7
Di plot sebagai bek kanan, Fahri mampu tampil lebih agresif dari Putu Gede (yang digeser ke tengah). Ia lebih aktif membantu serangan dan juga lugas dalam bertahan.

Angga Febryanto Putra : 6

Masuk menggantikan Muchlis, Angga tidak mendapatkan banyak suplai bola. Salah satu pemain anyar di timnas U-19 ini sebenarnya bisa membaca posisi dengan baik. Sayang, waktu bermainnya kurang banyak (hanya 15 menit).

Nilai Penampilan Timnas Indonesia U-19 Usai Bantai Laos


Siapakan pemain yang mendapatkan nilai tertinggi dan terendah?
Pemain Indonesia meluapkan kegembiraan usai mencetak gol ke gawang Laos dalam kualifikasi AFC Cup U-19 di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Selasa (08/10/2013). (VIVAbola/Anhar Rizki Affandi)
VIVAbola - Tim nasional Indonesia U-19 meraih kemenangan besar saat melumat 9 pemain Laos dengan skor 4-0, hari Selasa 8 Oktober 2013. Muchlis Hadi Ning Syaifulloh jadi bintang pada laga tersebut.

Selain Muchlis, para pemain-pemain "Garuda Jaya" juga tampil cukup memuaskan pada laga di Stadion Utama Gelora Bung Karno semalam. Berikut rapor penampilan Timnas Indonesia U-19, versi VIVAbola:

Kiper:
Ravi Murdianto : 7,5

Laos gencar menyerang gawang Indonesia pada awal babak pertama. Beberapa penyelamatan dilakukan Ravi di bawah mistar gawang Indonesia. Satu lagi antisipasi berani dilakukan olehnya pada paruh kedua. Gawangnya pun aman dari gol lawan.

Belakang:
Putu Gede Juni Antara : 6,5

Bermain sebagai sayap kanan, Putu Gede tidak banyak membantu serangan dan hanya fokus bertahan. Pada babak kedua, ia digeser ke bek tengah dan bermain cukup baik.

M Fatchurohman : 7,5
Bek kiri yang selalu bantu penyerangan. Umpan-umpannya dari lini tengah ke arah para penyerang pun kerap berbuah peluang. Fatchurohman juga sempat membuat penyelamatan penting di mulut gawang Indonesia yang sudah kosong.

Hansamu Yama Pranata : 7
Tubuh jangkungnya menjadi kelebihan di lini belakang dan depan. Selain menyulitkan penyerang-penyerang lawan, Hansamu juga rajin membantu saat terjadinya set-piece. Salah satu tandukannya sempat jadi ancaman,

Muhammad Sahrul Kurniawan : 7

Sebenarnya, Kurniawan bermain cukup baik. Namun, perubahan strategi pada babak kedua memaksa Indra Sjafri menarik dirinya dan digantikan oleh Fahri Akbar.

Tengah:
Zulfiandi : 7

Menjadi batu kokoh yang sering mematahkan serangan-serangan cepat Laos. Zulfiandi mampu bermain taktis dan tanpa kompromi sepanjang 90 menit.

Muhammad Hargianto : 5
Salah satu pemain yang tidak berkembang pada laga semalam. Umpan-umpannya sering salah arah sehingga menguntungkan lawan. Ia pun digantikan Paolo Sitanggang tiga menit jelang turun minum.

Evan Dimas Darmono : 8

Sekali lagi menunjukan dirinya sebagai sosok penting di lini tengah Indonesia. Umpan-umpannya begitu matang, sehingga berbuah gol pembuka Indonesia. Sang kapten pun melengkapi harinya dengan mencetak gol ketiga ke gawang Laos lewat sepakan ke tiang jauh.
Depan:
Timnas Indonesia Vs Laos di AFC Cup U-19
Muchlis Hadi Ning Syaifulloh : 9
Pemain paling bersinar pada laga melawan Laos semalam. Dua gol yang Muchlis ciptakan sangat berkelas. Satu lewat tandukan mematikan dan satu lagi lewat bola lob melewati kiper. Ia layak jadi man of the match.

Maldini Pali : 7
Setelah kurang mengesankan pada babak pertama, Maldini tampil menjadi motor serangan Indonesia di paruh kedua. Kecepatannya berhasil meneror sektor kiri pertahanan Laos.

Ihlam Udin Armaiyn : 6,5
Performa Ilham jauh dibawah kata memuaskan pada laga tersebut. Penyerang lincah ini kerap terlalu lama memegang bola sehingga bisa diantisipasi lawan, padahal ada peluang mencetak gol. Tiga peluang emas juga disia-siakan oleh Ilham saat laga semalam.

Pemain Pengganti:
Paolo Sitanggang : 7,5

Mampu menjalani tugasnya menggantikan Hargianto dengan baik. Ia mampu jadi alternatif saat Evan Dimas dijaga ketat. Pemain berkuncir ini juga mencetak gol terakhir Indonesia ke gawang Laos dengan kaki kirinya.

Fahri Akbar : 7
Di plot sebagai bek kanan, Fahri mampu tampil lebih agresif dari Putu Gede (yang digeser ke tengah). Ia lebih aktif membantu serangan dan juga lugas dalam bertahan.

Angga Febryanto Putra : 6

Masuk menggantikan Muchlis, Angga tidak mendapatkan banyak suplai bola. Salah satu pemain anyar di timnas U-19 ini sebenarnya bisa membaca posisi dengan baik. Sayang, waktu bermainnya kurang banyak (hanya 15 menit).